Entri Populer

Kamis, 29 Maret 2012

Iman


‘Umar bin al-Khaththab z berkata kepada sahabatnya:
“Marilah kita menambah iman!” Lalu mereka berzikir kepada Allah l.
Hubaib bin Hamasah z:
“Sesungguhnya iman bertambah dan berkurang.” Ia ditanya, “Apakah tanda bertambah dan berkurangnya?” Ia menjawab, “Jika kita mengingat dan takut kepada Allah l, maka itu tanda bertambahnya keimanan; dan jika kita lalai, lupa, dan menyia-nyiakan waktu, itu pertanda berkurangnya iman.”
Ibnu Mas’ud z:
“Seluruh keyakinan yang benar adalah keimanan.” (Maksudnya keyakinan yang mendorong amal saleh).
Mu’adz bin Jabal z:
“Marilah duduk bersamaku untuk beriman (berzikir) sesaat.”
Al-Hasan al-Bashri t:
“Aku mencari jannah (surga) dengan keyakinan, lari dari neraka dengan keyakinan, menunaikan kewajiban dan sabar di atas kebenaran dengan keyakinan.” (maksudnya dengan iman)
‘Umar bin Abdul ‘Aziz t menulis surat kepada ‘Adi bin ‘Adi:
“Sesungguhnya iman mempunyai kewajiban-kewajiban, syariat-syariat, hukum-hukum, dan sunnah-sunnahnya. Barang siapa menyempurnakan perkara-perkara tersebut maka ia telah menyempurnakan keimanannya. Dan barang siapa tidak menyempurnakannya berarti ia belum menyempurnakan keimanannya. Jika aku masih diberi umur panjang, aku akan menjelaskan masalah ini kepadamu hingga kamu melaksanakannya. Jika aku mati, maka aku memang tidak bersemangat untuk bersama kalian.”
Sufyan ats-Tsauri t:
“Bila keimanan bersemi dalam hati sesuai dengan tuntunan syariat niscaya hati rindu terbang ke jannah dan takut dari siksa neraka.”
Luqman:
“Amal tidak mampu tegak kecuali dengan iman. Barang siapa lemah keimanannya, maka lemah amalnya.”
Abdullah bin Ukaim t:
“Aku mendengar Abdullah bin Mas’ud z berdoa, ‘Ya Allah, tambahkan keimanan, keyakinan, dan pemahamanku’.”
(Dari Fathul Bari karya Ibnu Rajab al-Hanbali, Maktabah Sahab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar